Memasuki Hari Ke-3, 35 Penumpang KM Surya Makmur Indah Belum Ditemukan - *Syahbandar lamban merespons permintaan bantuan
Sibolga (SIB)
Sibolga (SIB)
TNI-AL menambah kapal bantuan dengan mengerahkan KRI Teluk Gilimanuk untuk membantu upaya pencarian para penumpang KM Surya Makmur Indah yang belum ditemukan pasca terjadinya insiden yang menenggelamkan kapal naas tersebut di perairan Tapteng.
"KRI telah diberangkatkan, Jumat (23/6) dari Pelabuhan Belawan menuju Sibolga dan langsung menuju lokasi tenggelamnya kapal guna membantu upaya pencarian penumpang yang belum ditemukan," kata SAR Mission Coordiantor Letkol Laut (P) Jaka Santosa menjawab wartawan, Sabtu (24/6) di ruang kerjanya di Lanal Sibolga.
Sedangkan kapal lain yang masih berada di tengah laut untuk melakukan pencarian penumpang meliputi KAL Marsalar, Patkamla Sibolga, KM Komando A dan KM Surya Makmur Baru ditambah 1 unit pesawat Casa milik TNI-AL U-612.
Ia menjelaskan, hingga saat ini jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan sebanyak 95 orang termasuk ABK dan Nahkoda kapal dan diprediksi 35 penumpang berikut ABK lainnya masih belum ditemukan.
"Daftar Manifest jumlah penumpang sebanyak 104 orang tapi itu belum ikut dijumlahkan anak-anak karena dari jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan diantaranya ada 7 anak-anak," jelasnya.
Informasi terakhir diperoleh menyebutkan, di sekitar lokasi tenggelamnya kapal sudah ada kapal nelayan yang lego jangkar namun belum ada laporan ditemukan penumpang KM Surya Makmur Indah.
Sementara itu, KM Surya Makmur Baru yang turut melakukan pencarian sudah sampai ke daerah Tapayung dengan rute melintasi lokasi tenggelamnya kapal juga belum menemukan penumpang yang lain.
"Usaha pencarian akan dilakukan selama 7 hari dan hari ini masih memasuki hari ke-3," katanya.
Usaha pencarian yang telah dilakukan meliputi penyisiran lokasi tenggelamnya kapal termasuk daerah sekitarnya yang dimungkinkan adanya penumpang yang terdampar di antaranya Pulau Mursala, Pulau Bintana, Pulau Pini, Natal dan kembali ke Pulau Mursala. "Pulau terdekat dengan lokasi tenggelamnya kapal adalah Pulau Kalimantang
yang berjarak 12 mil," katanya.
Sementara itu, pesawat Casa yang melakukan upaya pencarian terhadap para penumpang kapal yang belum ditemukan di sekitar lokasi tenggelamnya kapal terpaksa mendarat darurat di bandara Binaka Nias, Jumat (23/6) sore dan seluruh awak penumpang menginap satu malam di Nias dan keesokan harinya, Sabtu (24/6) baru bisa kembali ke Sibolga dan mendarat di badara Pinangsori Tapteng. Salah seorang awak penumpang yang turut Tommi anggota PMI Tapteng yang ditanyai SIB, membenarkan.
Setelah mengitari lokasi tenggelamnya kapal dan daerah di sekitarnya, pesawat bermaksud hendak pulang ke Sibolga namun tiba-tiba turun hujan dan cuaca buruk dan terpaksa memutar ke Nias dan mendarat di bandara Binaka Nias. "Kami bermalam di Nias dan baru kembali ke Sibolga, Sabtu (24/6) pagi," katanya.
Sabtu (24/6) sore pesawat Casa kembali lepas landas dari bandara Pinangsori Tapteng untuk mengudara ke lokasi tenggelamnya kapal guna melanjutkan upaya pencarian penumpang yang belum ditemukan.
Diperkirakan di Pulau Pini
Harapan untuk menemukan penumpang kapal yang tenggelam di Tapanuli Tengah dalam keadaan hidup sangat tipis karena hujan badai yang terjadi mulai Kamis (22/6) akan membuat korban lelah diterjang ombak dan kelaparan karena tidak makan selama tiga hari.
Komandan Pangkalan TNU Angkatan Laut (Danlanal) Sibolga, Letnan Kolonel (P) Djaka Santoso, di Sibolga, Sabtu, mengatakan penumpang kapal KM Surya Makmur Indah yang belum ditemukan diperkirakan tidak lagi berada di antara Pulau Mursala dan Bintana, Sibolga (lokasi musibah), tapi sudah di sekitar perairan Pulau Pini dan Ilik, Nias
akibat terseret arus air.
"Pencarian penumpang saat ini difokuskan di sekitar Pulau Pini dan Ilik, Nias, tapi penyisiran di antara perairan Pulau Mursala dan Bintana tetap dilakukan," kata Djaka.
Menurut dia, kepastian penumpang hilang itu berada di perairan sekitar Pulau Pini dan Ilik, setelah hasil penyisiran melalui udara yang menggunakan pesawat heli jenis Casa dari Batam yang dilakukan Jumat, melihat dua orang yang sedang terapung-apung di perairan Pulau Nias itu.
Namun, tim tidak bisa melihat jelas karena ombak deras menutupi pemandangan atas dua orang yang diduga penumpang kapal yang tenggelam itu, Kamis dinihari itu, katanya.
Danlanal itu menjelaskan, pencarian penumpang yang hilang itu mulai dilanjutkan lagi Sabtu sekitar pukul 16.00 WIB karena cuaca mulai bagus, setelah sebelumnya terjadi hujan badai yang mengakibatkan pencarian dihentikan sejak Jumat sore.
Untuk memaksimalkan pencarian, kata dia, tim menambah lagi satu kapal KRI Mursala milik TNI AL Belawan untuk mencari sekitar 25 penumpang kapal yang masih hilang itu. Sebelumnya tim mengerahkan tujuh kapal masing-masing KAL Patroli, Kapal Mansalar, TNI AL Sibolga, kapal tangker milik PT Pertamina, KM Surya Makmur Jaya, KM Surya Makmur Baru dan KM Nias Indah.
Sejumlah kapal nelayan juga dikerahkan untuk membantu pencarian penumpang. Hingga Sabtu sore, penumpang yang sudah dievakuasi dalam keadaan hidup sudah mencapai 95 orang, setelah satu orang ditemukan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB dari total penumpang di kapal itu yang disebutkan sebanyak 120 orang termasuk anak buah kapal (ABK)
Tidak cepat
Sementara itu, Osben Naibaho, nahkoda kapal KM Surya Makmur Indah yang selamat setelah ditolong kapal nelayan pada Kamis siang, mengatakan, mereka sudah melapor ke syahbandar Sibolga ketika kapal itu diketahui mengalami kebocoran pada bagian bawah kapal sekitar pukul 03.00 WIB (Kamis dinihari).
"Tapi kelihatan laporan kami kurang ditanggapi terbukti bantuan baru datang menjelang sore hari. "Bantuan pertama justru datang dari kapal nelayan yang akhirnya menyelamatkan 46 orang penumpang yang sudah terapung-apung di laut," kata dia.
Naibaho, menjelaskan, ketika mengetahui bagian bawah kapal itu bocor, ABK berusaha memperbaiki sambil nahkoda berupaya mengarahkan tujuan ke Pulau Mursala untuk keamanan.
Namun sebelum banyak berbuat, ombak setinggi empat meter menerjang kapal yang bukan saja membuat air masuk tapi oleng dan membuat penumpang dan ABK panik, katanya.
Menurut dia, sebelum kapal tenggelam, ABK sudah membagikan pelampung kepada seluruh penumpang untuk dipakai dan diinstruksikan melompat ke dalam laut.
"Mudah-mudahan semua penumpang ditemukan dalam keadaan hidup. Saya mendoakannya," kata Osben yang mengaku sudah satu tahun menjadi nahkoda di KM Surya Makmur Indah itu.
Dia menambahkan, kapal yang dinahkodainya itu merupakan produksi perusahaan di Bagan Siapi-Api, Riau. Kapal buatan tahun 2004 itu, kata dia, berkapasitas penumpang 208 orang dan barang sebanyak 104 ton. (MPS/Ant/y)
Sumber: Harian SIB Online, Sabtu 24 Juni 2006.
"KRI telah diberangkatkan, Jumat (23/6) dari Pelabuhan Belawan menuju Sibolga dan langsung menuju lokasi tenggelamnya kapal guna membantu upaya pencarian penumpang yang belum ditemukan," kata SAR Mission Coordiantor Letkol Laut (P) Jaka Santosa menjawab wartawan, Sabtu (24/6) di ruang kerjanya di Lanal Sibolga.
Sedangkan kapal lain yang masih berada di tengah laut untuk melakukan pencarian penumpang meliputi KAL Marsalar, Patkamla Sibolga, KM Komando A dan KM Surya Makmur Baru ditambah 1 unit pesawat Casa milik TNI-AL U-612.
Ia menjelaskan, hingga saat ini jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan sebanyak 95 orang termasuk ABK dan Nahkoda kapal dan diprediksi 35 penumpang berikut ABK lainnya masih belum ditemukan.
"Daftar Manifest jumlah penumpang sebanyak 104 orang tapi itu belum ikut dijumlahkan anak-anak karena dari jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan diantaranya ada 7 anak-anak," jelasnya.
Informasi terakhir diperoleh menyebutkan, di sekitar lokasi tenggelamnya kapal sudah ada kapal nelayan yang lego jangkar namun belum ada laporan ditemukan penumpang KM Surya Makmur Indah.
Sementara itu, KM Surya Makmur Baru yang turut melakukan pencarian sudah sampai ke daerah Tapayung dengan rute melintasi lokasi tenggelamnya kapal juga belum menemukan penumpang yang lain.
"Usaha pencarian akan dilakukan selama 7 hari dan hari ini masih memasuki hari ke-3," katanya.
Usaha pencarian yang telah dilakukan meliputi penyisiran lokasi tenggelamnya kapal termasuk daerah sekitarnya yang dimungkinkan adanya penumpang yang terdampar di antaranya Pulau Mursala, Pulau Bintana, Pulau Pini, Natal dan kembali ke Pulau Mursala. "Pulau terdekat dengan lokasi tenggelamnya kapal adalah Pulau Kalimantang
yang berjarak 12 mil," katanya.
Sementara itu, pesawat Casa yang melakukan upaya pencarian terhadap para penumpang kapal yang belum ditemukan di sekitar lokasi tenggelamnya kapal terpaksa mendarat darurat di bandara Binaka Nias, Jumat (23/6) sore dan seluruh awak penumpang menginap satu malam di Nias dan keesokan harinya, Sabtu (24/6) baru bisa kembali ke Sibolga dan mendarat di badara Pinangsori Tapteng. Salah seorang awak penumpang yang turut Tommi anggota PMI Tapteng yang ditanyai SIB, membenarkan.
Setelah mengitari lokasi tenggelamnya kapal dan daerah di sekitarnya, pesawat bermaksud hendak pulang ke Sibolga namun tiba-tiba turun hujan dan cuaca buruk dan terpaksa memutar ke Nias dan mendarat di bandara Binaka Nias. "Kami bermalam di Nias dan baru kembali ke Sibolga, Sabtu (24/6) pagi," katanya.
Sabtu (24/6) sore pesawat Casa kembali lepas landas dari bandara Pinangsori Tapteng untuk mengudara ke lokasi tenggelamnya kapal guna melanjutkan upaya pencarian penumpang yang belum ditemukan.
Diperkirakan di Pulau Pini
Harapan untuk menemukan penumpang kapal yang tenggelam di Tapanuli Tengah dalam keadaan hidup sangat tipis karena hujan badai yang terjadi mulai Kamis (22/6) akan membuat korban lelah diterjang ombak dan kelaparan karena tidak makan selama tiga hari.
Komandan Pangkalan TNU Angkatan Laut (Danlanal) Sibolga, Letnan Kolonel (P) Djaka Santoso, di Sibolga, Sabtu, mengatakan penumpang kapal KM Surya Makmur Indah yang belum ditemukan diperkirakan tidak lagi berada di antara Pulau Mursala dan Bintana, Sibolga (lokasi musibah), tapi sudah di sekitar perairan Pulau Pini dan Ilik, Nias
akibat terseret arus air.
"Pencarian penumpang saat ini difokuskan di sekitar Pulau Pini dan Ilik, Nias, tapi penyisiran di antara perairan Pulau Mursala dan Bintana tetap dilakukan," kata Djaka.
Menurut dia, kepastian penumpang hilang itu berada di perairan sekitar Pulau Pini dan Ilik, setelah hasil penyisiran melalui udara yang menggunakan pesawat heli jenis Casa dari Batam yang dilakukan Jumat, melihat dua orang yang sedang terapung-apung di perairan Pulau Nias itu.
Namun, tim tidak bisa melihat jelas karena ombak deras menutupi pemandangan atas dua orang yang diduga penumpang kapal yang tenggelam itu, Kamis dinihari itu, katanya.
Danlanal itu menjelaskan, pencarian penumpang yang hilang itu mulai dilanjutkan lagi Sabtu sekitar pukul 16.00 WIB karena cuaca mulai bagus, setelah sebelumnya terjadi hujan badai yang mengakibatkan pencarian dihentikan sejak Jumat sore.
Untuk memaksimalkan pencarian, kata dia, tim menambah lagi satu kapal KRI Mursala milik TNI AL Belawan untuk mencari sekitar 25 penumpang kapal yang masih hilang itu. Sebelumnya tim mengerahkan tujuh kapal masing-masing KAL Patroli, Kapal Mansalar, TNI AL Sibolga, kapal tangker milik PT Pertamina, KM Surya Makmur Jaya, KM Surya Makmur Baru dan KM Nias Indah.
Sejumlah kapal nelayan juga dikerahkan untuk membantu pencarian penumpang. Hingga Sabtu sore, penumpang yang sudah dievakuasi dalam keadaan hidup sudah mencapai 95 orang, setelah satu orang ditemukan Jumat malam sekitar pukul 23.00 WIB dari total penumpang di kapal itu yang disebutkan sebanyak 120 orang termasuk anak buah kapal (ABK)
Tidak cepat
Sementara itu, Osben Naibaho, nahkoda kapal KM Surya Makmur Indah yang selamat setelah ditolong kapal nelayan pada Kamis siang, mengatakan, mereka sudah melapor ke syahbandar Sibolga ketika kapal itu diketahui mengalami kebocoran pada bagian bawah kapal sekitar pukul 03.00 WIB (Kamis dinihari).
"Tapi kelihatan laporan kami kurang ditanggapi terbukti bantuan baru datang menjelang sore hari. "Bantuan pertama justru datang dari kapal nelayan yang akhirnya menyelamatkan 46 orang penumpang yang sudah terapung-apung di laut," kata dia.
Naibaho, menjelaskan, ketika mengetahui bagian bawah kapal itu bocor, ABK berusaha memperbaiki sambil nahkoda berupaya mengarahkan tujuan ke Pulau Mursala untuk keamanan.
Namun sebelum banyak berbuat, ombak setinggi empat meter menerjang kapal yang bukan saja membuat air masuk tapi oleng dan membuat penumpang dan ABK panik, katanya.
Menurut dia, sebelum kapal tenggelam, ABK sudah membagikan pelampung kepada seluruh penumpang untuk dipakai dan diinstruksikan melompat ke dalam laut.
"Mudah-mudahan semua penumpang ditemukan dalam keadaan hidup. Saya mendoakannya," kata Osben yang mengaku sudah satu tahun menjadi nahkoda di KM Surya Makmur Indah itu.
Dia menambahkan, kapal yang dinahkodainya itu merupakan produksi perusahaan di Bagan Siapi-Api, Riau. Kapal buatan tahun 2004 itu, kata dia, berkapasitas penumpang 208 orang dan barang sebanyak 104 ton. (MPS/Ant/y)
Sumber: Harian SIB Online, Sabtu 24 Juni 2006.
Title : Memasuki Hari Ke-3, 35 Penumpang KM Surya Makmur Indah Belum Ditemukan ► SEOer Mendem ►
URL : https://mixed-corner.blogspot.com/2006/06/memasuki-hari-ke-3-35-penumpang-km_24.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Memasuki Hari Ke-3, 35 Penumpang KM Surya Makmur Indah Belum Ditemukan ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment