Berita teroris dan teror kembali mengemuka dengan keberhasilan Polri meringkus gembong teroris yang paling dicari, Dulmatin serta pemberitaan terkait penyergapan di Aceh.
Saat klub Inggirs Manchester United (MU) akan datang ke Jakarta, misalnya, kita dihebohkan dengan aksi pemboman hotel Ritz Carlton dan JW Marriot. Peristiwa tersebut untungnya membawa kabar gembira yaitu berhasil ditemukannya Noordin M. Top yang juga menjadi orang paling dicari.
Keberhasilan pihak kepolisisan dalam membongkar dan meringkus satu per satu jaringan teroris, yang kelasnya tidak hanya di Indonesia tetapi juga menjadi anggota jaringan internasional, memang patut diacungi jempol. Penanganan terhadap terorisme memang sudah selayaknya menjadi prioritas kita.
Namun, disamping penangkapan dan pembongkaran jaringan terorisme, terdapat hal yang juga penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi teror ini, yaitu bagaimana kita “meluruskan” ajaran para calon pegantin.
Banyak pihak mengidentikkan terorisme dengan Islam padahal keduanya sama sekali berbeda. Islam merupakan ajaran yang sangat mengedepankan perdamaian. Islam merupakan agama yang memiliki toleransi yang tinggi.
Hal ini terbukti pada saat Rasulullah SAW memerintah. Beliau sangat menghormati rakyatnya yang bukan Islam. Beliau juga tidak pernah memaksa mereka untuk memeluk Islam. Bahkan, dalam Al- Quran pun terdapat ayat yang sangat menghormati agama lain yang berbunyi “Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku” (QS Al-Kafirun:6). Lalu bagaimana teror yang katanya “menjalankan perintah agama” bisa terjadi?
Terorisme merupakan salah satu bentuk gerakan radikal agama. Terorisme yang berbasis islam didalangi oleh para penganut islam garis keras. Mereka mengambil salah satu ayat Al Quran sebagai landasan gerakan mereka. Sayangnya, mereka tidak mengambil ayat-ayat Quran secara utuh, melainkan
sepenggal-sepenggal sehingga terjadi salah penafsiran.
Para penganut Islam garis keras ini biasanya merupakan penganut fundamentalisme agama. Mereka mengangap ajaran Islam yang ada saat ini sudah menyimpang dri ajaran Rasulullah.
Agar ajaran tersebut dapat kembali benar, Islam harus berjaya seperti pada masa Rasul. Untuk itu umat Islam harus bersatu dan membangun khilafah Islamiyah. Untuk bisa mempersatukan umat Islam, maka perlu ada musuh bersama.
Selanjutnya mereka menjadikan Amerika dan negara barat sebagai musuh bersama. Dengan demikian terlihat bahwa meskipun gerakan radikal tersebut berbaju agama, unsur politis berperan di dalamnya.
Oleh karena itu, jika kita ingin benar-benar menumpas terorisme hingga ke akar, diskusi lebih lanjut dengan para pemuka agama yang berpengaruh sangat diperlukan. Untuk menghadapi terorisme ini, umat islam harus bersatu dan jangan mau diprovokasi.
Yang perlu diingat, terorisme sangat bertentangan dengan ajaran islam. Oleh karena itu jangan pernah terhasut untuk terlibat dengan iming-iming surga. Kita harus menjadi muslim yang cerdas, yang mencintai muslim lainnya, yang tidak mau umat kita dicerca karena ulah keji para teroris yang mengatasnamakan agama islam.
Title : Teror Oh Teror ► SEOer Mendem ►
URL : https://mixed-corner.blogspot.com/2010/03/teror-oh-teror_22.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Teror Oh Teror ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment