Semua Kerusakan Lingkungan Tergantung Manusia

Posted by Unknown on 11/18/05

Semua Kerusakan Lingkungan Tergantung Manusia - Gunungsitoli (SIB)

Menyikapi kondisi daerah Nias yang sekarang ini telah menderita sakit akibat lingkungan yang rusak, Pokja Apel meyelenggarakan diskusi panel Sabtu (12/11) di aula STT BNKP Sundermann dengan tema “Aksi Peduli Lingkungan Hidup”. Peserta berasal dari unsur pemuda gereja dan unsur mahasiswa. Acara pembukaan kegiatan itu diawali dengan kebaktian yang dipimpin oleh Pdt Gutav Gabriel STh.

Tampil sebagai pembicara (nara sumber) yaitu Pdt Ritter Dachi STh MSi dengan membawakan topik “Lingkungan Hidup Ditinjau dari Segi Filsafat Teologis dan Etika, Kepada Dinas Pertanian dan Kehutanan Ir Agustinus Zega membawakan topik informasi upaya Pemerintah dalam penaggulangan kerusakan lingkungan hidup pasca gempa dan tsunami.

Pdt Ritter Dachi pada makalahnya mengatakan, bahwa kerusakan lingkungan hidup semua kembali kepada manusia sebagai pengambil keputusan etis atau berperilaku dalam konsep menjaga, memelihara, mengusahakan dan memanfaatkan. Manusia jangan menggunakan kewenangan tersebut sebagai ajang memperkaya diri tanpa memperhatikan akibat-akibat dikemudian hari.

Secara teoritis sikap manusia terhadap lingkungan hidup berupa sikap egosentris, homosentris, biosentris dan ekosentris. Yang diharapkan disini adalah sikap yang ekosentris, yaitu berakar pada kosmos dalam kesatuan alam yang serba teratur serta saling bergantung. Tiga strategi pada etika ekologis yaitu Restorasi atau pemilihan ekologi, kontrol biologi atas hama serangga dan Agrikultur yang sesuai dengan lingkungan alam.

Peranan LSM dan masyarakat untuk melakukan pengawasan secara terus menerus dan partisipatif untuk mengakses Undang-Undang tentang pelestarian lingkungan hidup.

Dalam upaya penanggulangan tersebut Kelompok Kerja Aksi Peduli Lingkungan Hidup (Pokja APEL) menyusun dan mengembangkan program penghijauan atau reboisasi di lahan tandus, pemulihan spesies hutan, pengawasan usaha, pemantauan pemberian izin oleh pemerintah serta membangun jaringan informasi dan sentral pelayanan lingkungan hidup.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Nias Ir Agustinus Zega menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan penyuluhan tentang aksi penghijauan, pembibitan tanaman kayu karena akhir-akhir ini di Nias menghadapi permasalahan tentang pelestarian lingkungan hidup yang mengakibatkan kerusakan sumber daya lahan serta kelangkaan flora dan fauna.

Upaya yang disarankan perlu penyuluhan-penyuluhan bagi masyarakat; aksi penghijauan, pembibitan tanaman kayu dan melakukan penghijauan, secara khusus ia menegaskan keterbatasan pemerintah dalam upaya-upaya di maksud seraya mengajak Pokja APEL dan peserta diskusi untuk melakukan kerjasama dalam mewujudkan slogan “Hijau Hutan, Lestari Lingkunganku, Makmur rakyatku”.

Koordinator Pokja Gemar Tarigan menjelaskan tujuan pelaksanaan diskusi tersebut untuk membangun dan mengembangkan sikap kritis dan kesadaran pemuda akan kepedulian akan lingkungan hidup.

Pihaknya penyimpulkan akan membentuk kelompok peduli lingkungan hidup dari unsur pemuda untuk melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait, melaksanakan penyuluhan terhadap masyarakat dalam mengoptimalisasi persoalan lingkungan hidup di Nias.

Kelompok Kerja Aksi Peduli Lingkungan Hidup di Nias yang telah terbentuk pada tanggal 7 Agustus 2005 yang lalu, Gemar Tarigan sebagi koordinator, Adiman P Harefa Sekretaris, Kasih Riang Zendrato Bendahara, yang beranggotakan Sri Mawarni Gea, Hendrik Zendrato, Poynus Daeli, Nota Harefa, Yuli Gulo dan Yosafati Zebua, yang didukung oleh Dewan Gereja-gereja Asi (CCA) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). (LZ/i)

Sumber: Harian SIB Online, 18 November 2005

Posts related to Semua Kerusakan Lingkungan Tergantung Manusia:

0 komentar | add komentar

Post a Comment