9.579 Gizi Buruk di Nias Akan Dilakukan Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu -
Gunungsitoli, Kompas
Gunungsitoli, Kompas
Potensi balita menderita gizi buruk dan gizi kurang di Kabupaten Nias, Sumatera Utara, relatif tinggi. Faktor kemiskinan dan pendidikan orangtua yang rendah serta kurangnya pengetahuan soal gizi dan kesehatan merupakan penyebab utama tingginya angka penderita di daerah ini.
”Dalam survei yang dilakukan November dan Desember 2005 di semua desa di Kabupaten Nias, dari 37.706 balita yang ditimbang, ditemukan 2.469 atau 8,04 persen kasus balita gizi buruk. Balita gizi kurang 7.110 atau 23,12 persen kasus,” ujar Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Ahd Agus Zebua, Selasa (28/2) di Gunungsitoli, Nias.
Total gizi buruk dan gizi kurang ada 9.579 balita. Menurut Zebua, jika seluruh balita di Nias ditimbang (total 55.467 balita), dipastikan angka kasus gizi buruk dan gizi kurang akan bertambah.
”Banyak balita yang dirawat berasal dari daerah terisolasi dan terpencil, seperti dari Desa Lelematua, Telukdalam. Desa tersebut secara geografis jauh dari akses sarana transportasi dan sarana kesehatan sehingga anak balita jarang diperiksa kesehatannya,” ungkapnya. Kini sekitar 1.530 balita dibantu Departemen Kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumut memberi makanan tambahan untuk 305 balita.
”Dalam survei yang dilakukan November dan Desember 2005 di semua desa di Kabupaten Nias, dari 37.706 balita yang ditimbang, ditemukan 2.469 atau 8,04 persen kasus balita gizi buruk. Balita gizi kurang 7.110 atau 23,12 persen kasus,” ujar Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Ahd Agus Zebua, Selasa (28/2) di Gunungsitoli, Nias.
Total gizi buruk dan gizi kurang ada 9.579 balita. Menurut Zebua, jika seluruh balita di Nias ditimbang (total 55.467 balita), dipastikan angka kasus gizi buruk dan gizi kurang akan bertambah.
”Banyak balita yang dirawat berasal dari daerah terisolasi dan terpencil, seperti dari Desa Lelematua, Telukdalam. Desa tersebut secara geografis jauh dari akses sarana transportasi dan sarana kesehatan sehingga anak balita jarang diperiksa kesehatannya,” ungkapnya. Kini sekitar 1.530 balita dibantu Departemen Kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumut memberi makanan tambahan untuk 305 balita.
Penyebab kematian
Menurut ahli gizi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Zulkarnain Agus, gizi buruk dalam jangka pendek menyebabkan kesakitan dan kematian karena kekurangan gizi membuat daya tahan tubuh berkurang. Menurut WHO, faktor gizi merupakan 54 persen kontributor penyebab kematian.
”Jangka panjang, gizi buruk menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, dilihat dari kecerdasan, kreativitas, dan produktivitas,” ujarnya.
Persoalan gizi adalah investasi jangka panjang. Anak-anak yang hari ini sehat dan bergizi baik akan memimpin 20-30 tahun lagi. Anak-anak bergizi kurang atau gizi buruk dikhawatirkan membuat bencana 20-30 tahun lagi.
Menurut Zebua, di setiap pos pelayanan terpadu (posyandu) yang berjumlah 487 buah akan dilakukan Pemberian Makanan Tambahan dan demo masak makanan tambahan. Diharapkan pengetahuan orangtua soal gizi dan kesehatan bertambah sehingga angka balita gizi buruk dan gizi kurang bisa ditekan.
Sepekan terakhir tiga balita dengan gizi buruk dirawat di RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Mereka, Muhamad Dhani (18 bulan), Marfin (18 bulan), dan Santi (5 tahun), berasal dari keluarga kurang mampu.
Santi menderita kelainan perkembangan otak dan mengalami luka sayat tak kunjung sembuh (Kompas, 25/2). Dhani hanya berbobot empat kilogram, Marfin enam kilogram, dan Santi empat kilogram. Direktur RSUD Syamsudin dr Suherman menyatakan, Dhani dan Santi memiliki penyakit penyerta cukup serius, yaitu kekurangan energi dan protein (KEP) stadium tiga. (NAL/D03)
Sumber: KCM, Rabu, 1 Maret 2006
Menurut ahli gizi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Zulkarnain Agus, gizi buruk dalam jangka pendek menyebabkan kesakitan dan kematian karena kekurangan gizi membuat daya tahan tubuh berkurang. Menurut WHO, faktor gizi merupakan 54 persen kontributor penyebab kematian.
”Jangka panjang, gizi buruk menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, dilihat dari kecerdasan, kreativitas, dan produktivitas,” ujarnya.
Persoalan gizi adalah investasi jangka panjang. Anak-anak yang hari ini sehat dan bergizi baik akan memimpin 20-30 tahun lagi. Anak-anak bergizi kurang atau gizi buruk dikhawatirkan membuat bencana 20-30 tahun lagi.
Menurut Zebua, di setiap pos pelayanan terpadu (posyandu) yang berjumlah 487 buah akan dilakukan Pemberian Makanan Tambahan dan demo masak makanan tambahan. Diharapkan pengetahuan orangtua soal gizi dan kesehatan bertambah sehingga angka balita gizi buruk dan gizi kurang bisa ditekan.
Sepekan terakhir tiga balita dengan gizi buruk dirawat di RSUD Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Mereka, Muhamad Dhani (18 bulan), Marfin (18 bulan), dan Santi (5 tahun), berasal dari keluarga kurang mampu.
Santi menderita kelainan perkembangan otak dan mengalami luka sayat tak kunjung sembuh (Kompas, 25/2). Dhani hanya berbobot empat kilogram, Marfin enam kilogram, dan Santi empat kilogram. Direktur RSUD Syamsudin dr Suherman menyatakan, Dhani dan Santi memiliki penyakit penyerta cukup serius, yaitu kekurangan energi dan protein (KEP) stadium tiga. (NAL/D03)
Sumber: KCM, Rabu, 1 Maret 2006
Title : 9.579 Gizi Buruk di Nias Akan Dilakukan Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu ► SEOer Mendem ►
URL : https://mixed-corner.blogspot.com/2006/03/9579-gizi-buruk-di-nias-akan-dilakukan_1.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel 9.579 Gizi Buruk di Nias Akan Dilakukan Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment